Real Madrid sukses membungkam sang rival abadi, Barcelona dua gol tanpa balas dalam laga La Liga 2019-20 jornada 26 yang dihelat di Santiago Bernabeu, Senin (2/3/2020) dini hari WIB. Usai bermain imbang tanpa gol di babak pertama, Real Madrid memimpin berkat gol Vinicius Junior pada pertengahan babak kedua sebelum digenapi oleh Mariano Diaz di menit-menit akhir. Berkat hasil ini, Real Madrid pun kembali ke puncak klasemen mengkudeta Barcelona. Los Blancos kini unggul satu poin dari Blaugrana.
Gerard Pique meyakini bahwa Barcelona tidak layak menelan kekalahan dalam kunjungan ke Santiago Bernabeu. Pique merasa rekan-rekannya sudah tampil baik dan seharusnya bisa mencetak gol kemenangan di babak pertama. Sayangnya mereka melewatkan kesempatan itu dan akhirnya harus menderita di babak kedua. Sebagai tamu, Barca tampil sangat baik di babak pertama, lebih dominan. Pique merasa Madrid di babak pertama benar-benar buruk, bahkan yang terburuk dari sekian kesempatannya melawan Los Blancos di Bernabeu.
“Kami bisa mengontrol pertandingan di babak pertama. Itu adalah salah satu penampilan babak pertama terburuk Real Madrid yang pernah saya saksikan di Santiago Bernabeu,” tegas Pique. “Di babak kedua, mereka menekan kami kembali dan mereka bisa mencetak gol pertama pada momen yang mengecewakan.” Lebih lanjut, meski hasil ini buruk, Pique yakin persaingan merebut trofi La Liga musim ini masih sangat ketat. Madrid hanya unggul satu poin dari Barca di puncak klasemen sementara.
“Mereka meninggalkan pertandingan ini dengan mendapatkan semangat baru dan kami memang terpengaruh, tapi kami belum menyerah. Saya kira kami cukup kuat untuk menjuarai La Liga,” pungkasnya. Setien tenang-tenang saja Barcelona dikalahkan Madrid. Dia yakin kekalahan 0-2 pada pekan ke-26 itu tidak akan terlalu berpengaruh pada persaingan merebut trofi La Liga 2019/20 ini. Selisih satu poin dengan Madrid tidak membuat Setien terlalu khawatir. Dia yakin persaingan di puncak klasemen masih akan terus berubah-ubah dan masih terbuka lebar.
“Sekarang Madrid unggul satu poin tetapi jalan masih panjang dengan banyak belokan dan kesulitan,” tutur Setien. “Di babak pertama, kami berhasil mengontrol pertandingan, meski beberapa kali ceroboh dan kehilangan bola.” Setien tahu timnya kalah karena gagal memaksimalkan peluang di babak pertama dan membiarkan Madrid bangkit di babak kedua. Hasil ini sudah adil bagi kedua tim, Barca memang pantas kalah. “Permainan kami ada di babak pertama, kami bermain dengan baik dan menciptakan peluang, termasuk sebelum mereka mencetak gol di babak kedua,” sambung Setien.
“Tapi pada akhirnya itu tidak terjadi dan kami hanya bisa mengucapkan selamat pada lawan kami,” tutupnya. Lionel Messi tidak terlalu banyak berkontribusi di laga ini. Dia bermain buruk, menyuguhkan penampilan lesu yang seakan-akan tidak bernyawa. Ada satu momen yang cukup menjelaskan kesulitan Messi ini. Saat Madrid unggul satu poin, Messi mendapatkan umpan terobosan sempurna dari Frenkie de Jong. Dia tinggal berlari kencang menuju kotak penalti dan hanya perlu menaklukkan Thibaut Courtois. Messi sudah berulang kali melakukannya dengan sempurna.
Namun, kali ini Messi bisa disusul Marcelo, yang kemudian membuat tekel bersih untuk menghentikan laju Messi. Tekel inilah yang merupakan salah satu momen kunci pada pertandingan tersebut. Ketika Messi tidak berkutik, Barca tidak punya cara lain untuk menjatuhkan lawan. Sebaliknya, Madrid mendapatkan momentum untuk memukul balik dengan memanfaatkan rasa frustrasi Barca. Tidak ada yang bisa membantah ketergantungan Barca terhadap Messi. Bahkan sang pelatih, Quique Setien, mengakui langsung bahwa timnya memang bergantung pada La Pulga.